Assalamualaikum Wr. Wb.
Apa kabar teman-teman, apa kabar fisiknya, apa kabar imannya, semoga senantiasa istiqomah di jalan Allah. Amin
“Mbak rizka kalo ada anak kecil yang kepingin pacaran tapi enggak disetujui orang tuanya itu gimana ya mbak ???”.
Hem gimana jawabnya ya, tapi sebelum kita membalas ini aku mau tau dulu emang kenapa si pacaran ?, emang kalo pacaran ngapain aja ?, coba dijawab dengan jujur.
Ada yang jawab “aku pacaran nggak ngapa-ngapain” kalo nggak ngapa-ngapain, ngapain pacaran.
Nah sebenarnya sebelum kita bertanya kepada banyak orang atau kepada orang tua, lebih baik kita bertanya dahulu kepada Allah “Ya Allah sebenarnya pacaran itu boleh nggak si, pacaran itu baik nggak si” di dalam pacaran itu ada aktifitas sayang-sayangan, ada aktifitas pegang-pegangan dan setan akan terus mendorong dan berbisik “masa sih cuma sebatas itu, lebih baik lagi dong daripada (maksiat)itu, yang kaya gini lebih enak lo” terus mulai dibelai-belai, mulai dipegang-pegang, ya kan jadi sampai yang enggak-enggak, karena sudah biasa dan menganggap hal lazim, inilah yang dikatakan di dalam Al qur’an Wala taqrabu al-zina’ (Janganlah kalian mendekati zina) (QS al-Isra’/17:32).
“tapi kan aku tidak berzina” Hai hati-hati, engkau memegang yang haram bagimu itu berarti adalah perbuatan mendekati zina.
Di dalam al Qur’an pacaran aja di larang jadi boro-minta izin sama orang tua, sama Allah aja tidak di izinkan, karena rosulullah saw bersabda dalam hadits riwayat buhkari muslim bahwa Allah itu maha pencemburu, siapa yang paling pencemburu Allah, bagaimana cara Allah cemburu, kenapa Allah bisa cemburu, “ketika ada orang yang berduaan bukan dengan muhrimnya deket-deketan, pegang-pegangan, akrab-akraban, sayang-sayangan” tapi kalau kamu sudah siap untuk menikah bagi ikhwan mintalah restu dari orang tuamu karena ”Ridha Rabb terletak pada ridha kedua orang tua dan murka-Nya terletak pada kemurkaan keduanya.” (Riwayat Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
setelah kamu mendapat ridho orang tuamu lalu dekatilah orang tuanya, rundingkanlah, insyaallah kalau memang berjodoh pasti menikah, tapi kalau tidak berjodoh mungkin Allah masih ingin menguji Ikhwan/ukhti supaya mereka belajar dan pantas untuk disandingkan dengan pasangannya.
Ingat pernikahan itu bukan hanya soal dua insan laki-laki dan perempuan bersatu, tapi tentang dua keluarga besar itu senantiasa bersatu.
Memang kalau perempuan itu butuh wali, karena biasanya kalau perempuan jatuh cinta, cintanya buta serasa dunia milik berdua yang lain mah ngontrak, jadi harus butuh wali, kalau laki-laki memang nggak butuh wali, tapi harus tetap butuh yang namanya restu dari orang tua, karena kalau kamu menikah tidak mendapatkan restu dari orang tuamu, maka engkau tidak akan mendapatkan keberkahan kedua orang tua, bukankah salah satu do’a yang mustajab langsung di dengar oleh Allah selain orang yang di dzalimi, selain musafir, adalah do’a orang tua terhadap anaknya, ketika orang tua engkau sakiti perasaanya karena engkau lebih memilih orang lain, padahal orangmu yang dengan susah payah mengandungmu, menyusuimu,membesarkanmu, menjadikanmu sebagai orang yang sukses, ketika orangtuamu sakit hati karenamu, kau tida lagi mendapatkan do’anya maka hilanglah keberkahan dalam hidupmu.
Kita bisa menarik kesimpulan bahwa cinta itu bisa berakibat bahay, cinta itu seharusnya diungkapkan hanya kepada yang halal, kepada pasangan yang halal, maka sibukanlah dirimu dengan hal-hal positif.
Tertarik, suka, seneng sama lawan jenis boleh, tapi nggak usah diungkapkan, dan jangan terlalu mendalam, sehingga kalau nggak jodoh nggap papa insyaallah jodoh saya masih di siapkan sama Allah. Jadi jangan terpaku hanya kepada satu orang saja, kalo sampe patah hati bahaya bisa sampe bunuh diri, bisa setres, bisa berantem, musuhan, hanya karena seorang perempuan.
Jadi untuk para wanita jagalah diri kalian baik-baik, lebih baik do’akan calon suamimu suapya bisa menjadi suami yang baik akhlaqnya, sholeh, walaupun kamu sama sekali belum tahu siapa yang akan menikahimu kelak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.